Minggu, 28 Juni 2020
Kalau malam selalu berarti jeda untuk menarik nafas sebelum pagi menjelang, dengan aneka kerumitannya, mungkin malam ini jadi malam yang rumit untuk melihat pagi dan malam yang sama-sama rumit. Keduabelas misionaris muda unit St. Arnold Janssen Nitapleat, setelah menaburi kenangan-kenangan selama dua tahun, telah menuai kesempatan untuk pergi menuju suasana yang baru. Tempat selalu sama, di bumi, tetapi, suasana di setiap tempat itu selalu berbeda.
Mereka bukan sekedar pergi beranjangsana melepas kerumitan proses. Mereka bukan hanya bertetirah, dan berpelesir membuang waktu pada tempat yang belum dikenal. Mereka pergi mengalami malam; malam bukan untuk menarik nafas. Malam yang penuh dengan ketaksanggupan menarik nafas.
Bertetirah menuju Suasana Baru
Keduabelas misionaris muda bukan bermain-main bersama waktu. Mereka tak pergi membuang-buang waktu untuk memuaskan rasa kesekedaran belaka. Pergi bukan untuk menjumpai keabadian. Pergi tak berarti menghapus jejak-jejak yang masih terbersit pada ruang yang terlampau uzur, tak menyerupai kehilangan tubuh, jiwa, pun pengalaman.
Barangkali sepasang memori bisa retak, tetapi kenangan-kenangan itu senantiasa tergenang, bukan pada kolam di samping kapela. Ia terkenang senantiasa dalam genangan-genangan multirasa, yang dinamakan kenangan. Lantas, kenangan apa yang mereka semaikan?
Berbeda dengan seekor anjing, Hachiko, yang setia dan total pada tuannya, mereka setia dan total pada pilihannya, dan dengan sendirinya pada Dia yang memanggil 'Marilah,' dan yang mengutus 'Pergilah.'
Seperti Hachiko, mereka ingin didirikan monumen, bukan monumen fisik-ketubuhan mereka, melainkan monumen berupa goresan-goresan kenangan yang selalu abadi. Goresan-goresan tentang keunikan mereka masing-masing.
Bukan hanya keduabelas misionaris muda, dua orang misionaris yang sungguh berpengalaman hendak berpindah menuju suasana yang baru.
Pater Kanis Bhila, SVD, seorang formator, bapak, dan saudara, yang senantiasa hidup dalam proses, juga mesti berpindah pada suasana baru. Ia sungguh profesional dalam menempatkan dirinya. Semoga pada suasana baru yang akan datang, proses yang sama itu senantiasa dicintainya. Unit Mikhael Ledalero menanti.
Sepanjang duapuluh dua tahun imamatnya, hampir seluruh waktu itu dilewatinya dengan menjadi formator.
Di tempat ini, saya sungguh merasa sebagai seorang bapak, teman, saudara bagi sesama, baik bagi para frater sendiri, kedua pater, maupun bagi umat yang ada di sekitar rumah kami ini."
Karena kecintaannya pada kerja tangan dan aneka kreativitas lainnya, saban hari, tiada hari tanpa terdengar suara krrrrrrnya...... Ini sudah menjadi kekhasannya, yang sampai kapanpun selalu terkenang, sejauh orang yang mampu mengenang masih hidup.
Para frater yang mendengarnya, secara serta-merta, seperti seorang didikan Akpol, langsung bergerak untuk berkreasi dengan minat dan bakatnya masing-masing. Ini menjadi semacam alarm inspiratif bagi anggota rumah yang lainnya agar bergegas menuju ruang gerak yang berdaya guna.
Sejatinya, masih terlampau banyak kenangan yang beliau tanggalkan pada rumah St. Arnold Janssen Nita Pleat. Sebagaimana keduabelas misionaris muda, kami menyebutnya, ka'e-ka'e topper, kenangan akan keunikan itu selalu terpatri dalam ruang yang berisi kenangan. Tak perlu monumen besar, laiknya 'Taman Semok' di depan kamar kedua Prefek, tetapi yang terpenting ialah pengalaman dan kenangan ada bersamanya.
PATER Kirchberger, seorang pujangga rumah ini yang nyaris abadi di sini, bersama dengan kerelaannya untuk terus bergerak, ia telah dan selalu terus menginspirasi banyak orang. Tak hanya yang sempat serumah dengannya, banyak orang lain juga yang berada di sekitar rumah ini merasakannya.
Frater Vino Maing kerap meng-kronik kembali kebiasaan Tuan Kirch, sapaannya, dengan kata-kata, 'Ya...', dan 'Problemnya.' Sekurang-kurangnya dua kata ini menjadi kekhasan yang terus kami kenang. Memang singkat. Tapi, itu menggambarkan kesederhanaannya yang begitu dalam.
Duapuluh lima tahun, nyaris duapuluh enam. Tuan Kirch mesti meyakini kalau ini merupakan saat yang manis baginya untuk 'bertobat.' Entah kekeliruan apa yang sudah diperbuatnya, tetap saja ia sangat gandrung memaknai momen ini sebagai pertobatan.
Sebagai pujangga senior rumah ini, ia telah menandai pipa-pipa air di seluruh rumah ini dengan sidik-sidik jarinya. Kalau ada alat untuk mengetesnya, mungkin sidik jarinyalah yang paling banyak ditemukan. Ia tak pandai lagi mengelak kalau tertangkap oleh tim gugus tugas sidik jari.
Amanat Pujangga Rumah
"Saya kira, malam ini merupakan malam untuk menggali dan merawat kenangan. Duapuluh lima tahun yang silam, Tuan Kirch hidup di rumah ini, dalam suasana yang ramai, pun yang sepi nan suntuk. Ia bertetirah dengan segala kekhasannya. Hiduplah terus dalam dan menurut kekhasannya," pesan Pater Fredy Sebho, SVD menutup amanatnya bagi Tuan Kirch.
Pater Fredy melanjutkan, "Aneka kekhasan yang telah disampaikan oleh Frater Vino Maing, menunjukkan betapa kayanya seorang Pater Kanis. Hiduplah juga dengan menampakkan terus kekhasan yang dimiliki di dalam suasana baru nanti."
Malam ini bukan perayaanperpisahan. Sebab perpisahan berarti pelepasan menuju tempat baru; keabadian. Malam ini adalah malam penyemangat.
Untuk ka'e-ka'e topper, Pater Fredy berpetuah, "Para frater yang akan melaksanakan TOP," dalam imperatif kategorisnya, "Jika duabelas orang pergi bersama-sama, duabelas orang pulalah yang mesti akan pulang bersama-sama. Jangan sampai ada yang menjadi Yudas dalam keduabelasan ini."
Ka'e-ka'e topper tersenyum, sementara aji-aji dong menahan tawa. Tawa penuh harap, yang mengiringi kata 'semoga' dalam hati kecil masing-masing.
Malam ini, malam penyemangat. Semua yang akan mengalami suasana baru, entah satu tahun setengah, atau duapuluh lima tahun lagi. Itu adalah misteri, bahkan esok pun masih bayang-bayang.
Dan, malam ini benar-benar malam yang penuh semangat. Selamat bertetirah pada suasana baru, setelah beberapa waktu menadah doa dan kenangan di rumah ini.
Ttd
Salam Semangat.
Peramu: Pujangga Beranda Nitapleat
Kualitas fotonya bagus sekali...
ReplyDeleteTrims-trims....
DeleteHasil jepretannya fotografer handal; Bendos, Fr.
Features yg menarik...
ReplyDeleteSalam manis utk bpk peramu😁😊
Terima kasih sudah berkunjung🙏
ReplyDeletePeramunya bilang salam juga. Sering-seringlah berkunjung ☕☕